Minggu, 09 Maret 2008

Ajaran Islam Dalam Memperlakukan Hewan

MediaMuslim.Info - Mulianya Agama Islam yang merupakan Rahmat bagi sekalian alam, yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang lengkap dalam segala hal, termasuk dalam masalah yang berkaitan dengan hewan. Hewan adalah salah satu ciptaan Allah Ta’ala yang ikut mewarnai kehidupan dunia ini.

Sebagai seorang muslim, kita haruslah memperlakukan hewan-hewan tersebut sesuai dengan Syariat Islam. Sehingga terhindar dari segala jenis kemungkaran yang mungkin akan timbul akibat tidak menjalankan syariat Islam.Sebagai umat muslim, kita menganggap semua hewan sebagai makhluk yang harus dihormati. Oleh karena itu, kita menyayanginya karena kasih sayang Allah Ta’ala kepadanya dan menerapkan etika-etika yang telah diberlakukan oleh Islam.

Etika-Etika Seorang Muslim Terhadap Hewan

1. Memberinya makan-minum, jika hewan-hewan tersebut lapar dan haus, karena dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Terhadap yang mempunyai hati yang basah terdapat pahala” (Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah).

Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Siapa tidak menyayangi, ia tidak akan disayangi” (Muttafaq Alaih)

Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit” (Diriwayatkan Ath-Thabrani dan Al-Hakim)

2. Menyayanginya, dan berbelas kasih kepadanya, karena dalil-dalil berikut:
Ketika Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat orang-orang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, beliau bersabda: “Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu sebagai sasaran” (Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad shahih)

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang menahan hewan untuk dibunuh dengan sabdaya: “Barangsiapa yang menyakiti ini (burung) dengan anaknya; kembalikan anaknya padanya” (Diriwayatkan Muslim)

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda seperti di atas, karena melihat burung terbang mencari anak-anaknya yang diambil salah seorang sahabat dari sarangnya.

3. Jika ia ingin menyembelihnya, atau membunuhnya, maka ia melakukannya dengan baik, karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala hal. Oleh karena itu, jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik. Hendaklah salah seorang dari kalian menenangkan hewan yang akan disembelihnya, dan menajamkan pisaunya” (Diriwayatkan Muslim, At Tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud, dan Ahmad)

4. Tidak menyiksanya dengan cara-cara penyiksan apa pun baik dengan cara melaparkannya, atau meletakkan padanya muatan yang tidak mampu ia angkut, atau membakarnya dengan api, karena dalil-dalil berikut:

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Seorang wanita masuk neraka karena kucing. Ia menahannya hingga mati. Ia masuk neraka karenanya, karena tidak memberinya makan sebab ia menahannya, dan tidak membiarkannya makan serangga-serangga tanah” (Diriwayatkan Al-Bukhari)

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam berjalan melewati rumah semut yang terbakar, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya siapa pun tidak pantas menyiksa dengan api, kecuali pemilik apai itu sendiri (Allah)” (Diriwayatkan Abu Daud. Hadits ini shahih)

5. Diperbolehkan membunuh hewan-hewan yang membahayakan, seperti anjing penggigit, serigala, ular, kalajengking, tikus, dan lain sebagainya, karena dalil-dalil berikut:

Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam: Ada lima hewan membahayakan yang boleh dibunuh di tempat halal dan haram, yaitu ular, burung ggaak yang berwarna belang-belang, tikus, anjing yang suka menggigit, dan burung hudaya (sejenis rajawali)” (Diriwayatkan Muslim)

Diriwayatkan, bahwa diperbolehkan membunuh burung gagak dan melaknatnya.

6. Diperbolehkan mencap telinga hewan untuk kemaslahatan, karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam mencap unta zakat dengan tangannya yang suci.

Sedang pemberian cap kepada selain unta, kambing, dan lembu, maka tidak diperbolehkan, karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda ketika melihat keledai dicap, “Allah melaknat orang yang mencap keledai ini di wajahnya” (Diriwayatkan Muslim)

7. Mengetahui hak Allah Ta’ala dengan mengeluarkan zakat hewan tersebut, jika hewan tersebut termasuk hewan yang harus dizakati.

8. Sibuk dengannya tidak membuatnya lupa taat kepada Allah Ta’ala dan lalai tidak dzikir kepada-Nya, karena dail-dalil berikut:

Allah Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah” (Al Munafiqun:9)

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang kuda: “Kuda terbagi ke dalam tiga jenis, seseorang mendapatkan pahala (karenanya), seseorang mendapat pakaian (karenanya), dan seseorang mendapat dosa (karenanya). Adapun orang yang mendapat pahala karena kuda ialah orang yang mengikatnya di jalan Allah, dan memperpanjang talinya di tanah lapang, atau padang rumput. Maka apa saja yang terjadi pada kuda tersebut di tanah lapang atau padang rumput, maka orang tersebut mendapat kebaikan-kebaikan. Jika orang tersebut memutus talinya, kemudian kuda tersebut berjalan cepat satu langkah, atau dua langkah, maka jejak-jejaknya, kotoran-kotorannya adalah kebaikan-kebaikan baginya, serta kuda tersebut bagi orang tersebut adalah pahala. Orng sarunya mengikatnya kraena ingin memperkaya diri, namun ia tidak lupa hak Allah di leher, dna tulang punggung kudanya, mak akuda tersebut pakaian untuknya. Sedang orang satunya mengikatnya untuk sombong,riya’, dan permusuhan, maka kuda tersebut addalah dosa baginya” (Diriwayatkan Al-Bukhari)

Inilah sebagian etika yang diterapkan kaum Muslim terhadap hewan karena mentaati Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dan karena mnegamalkan perintah syariat Isalam yang notabene merupakan syariat rahmat, dna kebaikan universal bagi seluruh makhluk manusia atau hewan.

selanjutnya baca di sini..

Adab Muslim dalam Berkomunikasi Melalui Telepon

MediaMuslim.Info - Dalam memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini, tentunya seorang muslim tetap merujuk pada tuntunan syariat Islam yang sempurna dan mulia. Salah satunya adalah dalam penggunaan media komunikasi seperti telepon rumah, handphone dan sebagainya. Dalam kesempatan ini kita mencoba menggali bagaimana adab seorang muslim dalam pemanfaatan media ini.
Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain. Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau mempunyai janji dengan orang lain.
hendaknya wanita tidak memperindah suara di saat ber-bicara (via telpon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”. (QS: Al-Ahzab: 32).
Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya via telepon, apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.
Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan Assalamu`alaikum, karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.
Tidak memakai telpon orang lain kecuali seizin pemilik-nya, dan itupun bila terpaksa.
Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali seizin darinya, apapun bentuk pembicaraannya. Karena hal tersebut merupakan tindakan pengkhianatan dan mengungkap rahasia orang lain, dan inilah tipu muslihat. Dan apabila rekaman itu kamu sebarluaskan maka itu berarti lebih fatal lagi dan merupakan penodaan terhadap amanah. Dan termasuk di dalam hal ini juga adalah merekam pembicaraan orang lain dan apa yang terjadi di antara mereka. Maka, ini haram hukumnya, tidak boleh dikerjakan!
Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang negatif, karena telepon pada hakikatnya adalah nikmat dari Alloh ‘Azza wa Jalla yang Dia berikan kepada kita untuk kita gunakan demi memenuhi keperluan kita. Maka tidak selayaknya jika kita menjadikannya sebagai bencana, menggunakannya untuk mencari-cari kejelekan dan kesalahan orang lain dan mencemari kehormatan mereka, dan menyeret kaum wanita ke jurang kenistaan. Ini haram hukumnya, dan pelakunya layak dihukum.

selanjutnya baca di sini..

10 PENYEBAB HATI MATI

Syaik Al Balkhi berkata,” Suatu saat Ibrahim Bin Adham berjalan di pasar Basrah, maka orang yang mengetahui kedatangannya berkumpul mengerumuninya. Di antara mereka ada yang beertanya tentang firman Allah swt,” Berdoalah kepad-Ku niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian.” (terjemahan QS. Al Mukmin:40)

Orang yang bertanya itu selanjutnya berkata,” Paadahal kami sudah sering berdoa, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan doa kami.”

Ibrahim bin Adham berkata,”Wahai penduduk Basrah, sesungguhnya hati kalian telah mati oleh sepuluh sebab, maka bagaimana mungkin Allah mengabulkan doa kalian. Kesepluh sebab yang menyebabkan hati kalian mati adalah:

  1. Kalian mengenal Allah tetapi tidak mau menunaikan hak-Nya (tidak mau melaksanakan perintah-Nya dan tidak mau menjauhi dan meninggalkan larangann-Nya)
  2. Kalian suka membaca kitab Allah tetapi tetap tidak mau mengamalkannya,
  3. Kalian mengetahui bahwa iblis itu musuh tetapi tetap mengikuti perintahnya,
  4. Kalian menyatakan cinta kepada Rasulullah saw, tetapi meninggalkan Sunnahnya,
  5. Kalian menyatakan cinta surga, tetapi tidak mau mengamalkan amalan ahli surga,
  6. Kalian mengakui takut siksa neraka, tetapi tetapi tetap saja berbuat dosa,
  7. Kalian mengakui bahwa kematian itu haq (benar), tetapi tidak pernah menyiapkan bekal untuk menghadapinya,
  8. Kalian selalu memperhatikan aib orang lain, tetapi tidak mau memperhatikan aib diri sendiri,
  9. Kalian senang makan rizki Allah, tetapi tidak pernah bersyukur kepada-Nya,
  10. Kalian sering mengubur orang mati, tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya.

7GOLONGAN YANG AKAN DINAUNGI ALLAH

Rasululah saw bersabda,”Ada tujuh golonag yang akan Allah naungi di bawah ‘Arsy-Nya pada hari yang tidak ada tempat bernaung, kecuali naungan-Nya, yaitu,

  1. Pemimpin yang adil,
  2. Pemuda yang giat beribadah kepada Allah,
  3. Orang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi sampai air matanya mengalir karena takutnya kepada Allah,
  4. Orang yang hatinya selalu tyerkait pada masjid saat ia keluar sampai kembali lagi masuk ke masjid,
  5. Orang yang shadaqah dengan sembunyi-sembunyi sehingga orang lain yang ada di kanan kirinya tidak ada yang mengetahuinya,
  6. Dua orang yang saling mencintai kaarena Allah maka mereka berkumpul dan berpisah semata-mata kerna Allah,
  7. Lelaki yang diajak mesum oleh wanita cantik, tetapi ia menolaknya dengan berkata:”Aku takut kepada Allah”

3 TANDA CINTA

Sufyan bin Uyainah berkata:

  1. Barangsiapa mencintai Allah, maka ia mencintai orang yang dicintai Allah,
  2. Barangsipa mencintai orang yang dicintai Allah, maka ia akan mencintai sesuatu karena Allah semata,
  3. Barangsiapa mencintai sesuatu karena Allah, maka ia akan senang jika amalnya tidak diketahui oleh orang lain.

Laa Raiba

selanjutnya baca di sini..