Kamis, 27 Maret 2008

Bingkisan dan Tamu Rasululloh

MediaMuslim.Info - Sentuhan perasaan dan gejolak emosional adalah sesuatu yang selalu hadir dan dibutuhkan dalam kehidupan seorang insan, baik di tengah masyarakat, keluarga maupun di dalam rumahnya. Bingkisan hadiah adalah salah satu sarana untuk merekatkan hati dan meluluhkan dendam serta amarah. ‘Aisyah Radhiallaahu anhu menuturkan: “Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam biasa menerima bingkisan hadiah dan membalas bingkisan itu.” (HR: Bukhari)

Pemberian hadiah dan ucapan terima kasih sebagai ungkapan rasa syukur ini hanya muncul dari jiwa yang mulia dan hati yang tulus. Akhlak yang mulia merupakan akhlak para nabi dan sunnah para Rasul. Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam adalah teladan yang terdepan dan panutan yang luhur dalam masalah tersebut. Bukankah beliau telah menegaskan, yang arinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari Akhirat, hendaklah ia memuliakan tamu. Hak tamu ialah sehari semalam. Kewajiban melayani tamu adalah tiga hari, lebih dari itu merupakan sedekah. Seorang tamu tidaklah boleh berlama-lama sehingga memberatkan tuan rumah.” (HR: Al-Bukhari)

Demi Alloh, tidak pernah disaksikan sebelumnya oleh siapapun juga, baik di gunung maupun di lembah, baik penduduk Hijaz maupun penduduk semenanjung Arab, akhlak dan budi pekerti seagung dan semulia Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam. Bahkan oleh penduduk Timur dan Barat sekalipun. Perhatikanlah baik-baik dan lihatlah perilaku Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam.

Dari Sahal bin Sa’ad Radhiallaahu anhu ia berkata: “Seorang wanita datang menemui Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam dengan membawa kain bersulam (berhias). Ia berkata: “Aku menenun dan menyulamnya sendiri dengan tanganku supaya engkau mengenakannya.” Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pun mengambilnya, tam-paknya beliau sangat membutuhkan. Kemudian beliau keluar menemui kami dengan mengenakan kain itu sebagai sarung. Ada yang berkata: “Alangkah indahnya kain itu, hadiahkanlah kain itu kepadaku!” “Boleh!” jawab beliau. Lalu Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam duduk di dalam majlis kemudian kembali. Beliau segera melipat kain itu dan mengirimkannya kepada orang tersebut. Orang-orang berkata: “Alangkah bagusnya engkau ini, Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam lebih membutuhkan kain itu tetapi engkau malah memintanya, padahal engkau tahu bahwa Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam tidak pernah menolak permintaan!” orang itu menjawab: “Demi Alloh, sesungguhnya aku meminta kain itu kepada beliau bukan untuk kukenakan, akan tetapi aku ingin menjadikannya sebagai kain kafan.” Sahal berkata: “Dengan kain itulah ia dikafani.” (HR: Bukhari)

Tidaklah mengherankan jika demikian luhur budi pekerti hamba pilihan Alloh Ta’ala ini. Karena beliau dibimbing langsung dibawah pengawasan-Nya dan menjadikannya sebagai teladan. Beliau telah memberikan contoh yang agung dalam hal kemurahan hati dan kedermawanan.

Hakim bin Hizam Radhiallaahu anhu menuturkan: “Aku pernah meminta sesuatu kepada Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam , beliau lantas memberikannya. Kemudian aku meminta lagi, beliau pun memberikannya. Kemudian aku meminta lagi, beliau pun memberikannya seraya berkata, yang artinya: “Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini manis dan indah. Barang siapa yang mengambilnya dengan kemurahan hati, ia akan mendapat keberkatan padanya. Barangsiapa yang mengambilnya dengan ketamakan, ia tidak akan mendapat keberkatan padanya. Bagaikan orang yang makan tapi tidak pernah kenyang. Dan tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah.” (Muttafaq ‘alaih)

Benarlah ucapan seorang penyair:
Beliau adalah seorang yang paling sempurna ketaatannya
disamping memiliki semangat yang begitu tinggi.
Demikian agung dan luhur kedudukan beliau
hingga sulit dibandingkan dengan siapapun.
Bila cahaya beliau menyinari umat manusia
niscaya akan mengelokkan dan menaungi mereka.
Ternyata cahaya itu adalah Al-Qur’an dan Sunnah beliau.
Kutemukan para pemburu tercengang keheranan.
Kutemukan semua kebaikan terkumpul pada seorang insan (Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam)

Jabir Radhiallaahu anhu berkata, yang artinya: “Tidak pernah sama sekali Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam mengatakan “tidak” (menolak) setiap kali diminta.” (HR: Al-Bukhari)

Kedermawanan dan kemurahan hati beliau sulit untuk dicari tandingannya. Ditambah lagi dengan kebaikan hati, keelokan dalam bergaul dan kesetiaan beliau yang tiada taranya. Di antara kebiasaan beliau adalah menebar senyum kepada orang yang berada di dalam majlis. Sehingga orang-orang akan menyangka bahwa orang itulah yang paling beliau kasihi.

Jabir bin Abdullah Radhiallaahu anhu mengungkapkan, yang artinya: “Sejak aku masuk Islam, setiap kali Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berpapasan denganku atau melihatku, beliau pasti tersenyum.” (HR: Al-Bukhari)

Cukuplah pengakuan dari orang yang melihat langsung menjadi pelajaran bagi kita.

Abdullah bin Al-Harits Radhiallaahu anhu menuturkan, yang artinya: “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam .” (HR: At-Tirmidzi). Mengapa harus heran wahai saudaraku tercinta, beliaulah yang menegaskan, yang artinya: “Senyumanmu di hadapan saudaramu (seiman) adalah sedekah.” (HR: At-Tirmidzi)

Anas bin Malik Radhiallaahu anhu yang pernah menjadi pelayan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam telah mengungkapkan kepada kita beberapa sifat yang agung pada diri beliau. Yang sulit ditemukan pada diri seseorang, bahkan pada diri orang banyak. Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang sangat lembut, beliau pasti memperhatikan setiap orang yang bertanya kepadanya, beliau tidak akan berpaling sehingga sipenanyalah yang berpaling. Beliau pasti menyambut setiap orang yang mengulurkan tangannya kepada beliau, beliau tidak akan melepas jabatan tangannya sehingga orang itulah yang melepaskan.” (HR: Abu Nu’aim dalam kitab Dalaail)

Selain sangat memuliakan tamu dan berlaku lembut kepada mereka, beliau juga sangat penyantun terhadap umatnya. Oleh sebab itu, beliau tidak rela melihat kemungkaran bahkan beliau pasti segera membasminya. Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu menuturkan bahwa suatu ketika Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam melihat cincin emas di tangan seorang lelaki. Beliau segera mencabut cincin itu lalu membuangnya seraya berkata: “Apakah salah seorang di antara kamu suka memakai bara api dari Neraka di tangannya?” (HR: Muslim)

(Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahu’alaihi Wasallam, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)

selanjutnya baca di sini..

Sabtu, 22 Maret 2008

Beraktifitas, Ilmu dan Konsentrasi: Upaya Menggapai Bahagia

MediaMuslim.Info - Di antara faktor yang dapat mengatasi goncangan jiwa karena tegangnya urat saraf dan hati yang galau ialah: “Menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas atau dengan mempelajari ilmu yang bermanfaat.” Aktifitas semacam ini bisa mengalihkan perhatian hati seseorang dari hal-hal yang dapat menggoncangkan hatinya.

Bahkan, mungkin mampu melupakan faktor-faktor yang mendatangkan kesedihan dan musibah, jiwanya menjadi senang dan sema-ngatnya pun bertambah. Faktor-faktor semacam ini bisa berlaku kepada orang yang beriman dan lainnya. Hanya saja, orang yang beriman unggul dengan keimanan dan keikhlasannya ketika dia menyibukkan diri dengan ilmu yang dia pelajari atau dia ajarkan, juga dengan perbuatan baik yang dia lakukan.

Jika yang dia lakukan berbentuk ibadah maka tentu nilainya adalah ibadah. Jika berbentuk pekerjaan atau kebiasaan duniawi dia ikuti dengan niat yang baik dan dimaksudkan untuk membantunya dalam ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan karena itu semua, maka faktor-faktor tersebut sangat berperan dalam menghilangkan kesedihan dan berbagai macam musibah. Betapa banyak orang yang ditimpa kegoncangan hati dan kesedihan yang berlarut, sampai akhirnya ditimpa berbagai macam penyakit. Ternyata obat yang paling tepat untuk itu adalah dengan melupakan faktor-faktor yang membuatnya gelisah dan menyibukkan diri dengan akti-fitas-aktifitas pentingnya.

Karena itu hendaklah kita memilih kesibukan yang di-senangi dan diinginkan oleh jiwa. Sebab yang demikian ini dapat mempercepat hasil yang dimaksudkan. Wallahu a’lam.

Di antara hal yang juga dapat menolak kesedihan dan kegelisahan adalah mengkonsentrasikan segenap pikiran pada tugas/pekerjaan yang ada pada hari itu, tidak memikirkan hal yang masih akan datang serta kesedihan yang pernah terjadi. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mohon perlindungan dari Al-Ham dan Al-Huzn. Al-Huzn artinya kesedihan atas hal-hal yang telah berlalu yang sudah tidak mungkin ditolak dan diraih kembali. Al-Ham artinya kesedihan yang terjadi karena perasaan takut akan hal yang akan datang. Dengan demikian, seorang hamba akan menjadi “Ibnu Yaumih” (putra harinya), dia akan giat dan bersungguh-sungguh memperbaiki hari dan waktu yang dia ada saat itu. Bila hati dikonsentrasikan untuk hal ini, dia akan berusaha menyempurnakan semua tugasnya. Dengan demikian dia akan terhibur dari kesedihan dan musibahnya. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca do’a atau mengajarkan umatnya berdo’a, pada hakikatnya dia memberikan dorongan –tentu dengan bantuan Allah dan karuniaNya– semangat dan kesungguhan mencapai prestasi dan menolak kegagalan sebagaimana yang diminta dalam do’a. Karena do’a itu bergandeng dengan amal. Setiap hamba berusaha men-dapatkan apa yang bermanfaat baginya dunia akhirat. Dan dia juga berdo’a memohon pertolongan Alloh Subhanahu wa Ta’ala agar sukses mendapat apa yang dia inginkan. Seperti yang disabdakan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagi-mu, mohonlah pertolongan kepada Alloh dan janganlah kamu bersikap lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan: ‘Seandainya saya bertindak begini, tentu (hasil-nya) akan begini dan begini.’ Tapi katakanlah: ‘Allah sudah mentakdirkan dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.’ Sebab, sesungguhnya perkataan ‘Seandainya …’ akan mem-buka (pintu) perbuatan syaithan.” (HR: Muslim)

Dalam hadits tersebut Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam menghimpun antara perintah berusaha meraih yang bermanfaat dalam setiap kondisi dengan perintah mohon pertolongan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan perintah agar tidak memperturutkan sikap lemah yang merupakan cerminan dari sifat malas yang berbahaya. Semua itu dikumpulkan dengan perintah pasrah terhadap hal-hal yang sudah berlalu dan selalu memperhatikan qadha’ dan qadar Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Di sini Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi urusan manusia menjadi dua bagian: Pertama, bagian yang dibolehkan bagi seorang hamba berusaha mendapat-kannya, menolaknya atau meringankannya. Bagian kedua adalah bagian yang tidak boleh/tidak bisa disikapi seperti di atas. Di sini seorang hamba dituntut tenang, rela dan menerima. Dan tidak diragukan lagi bahwa memperhati-kan sikap semacam ini adalah faktor memperoleh kesenangan dan melenyapkan kesedihan.

(Sumber Rujukan: MENGGAPAI KEHIDUPAN BAHAGIA, Oleh: SYAIKH ABDURRAHMAN BIN NASHIR AS-SA’DY)

selanjutnya baca di sini..

Jumat, 21 Maret 2008

Aktifitas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di Dalam Rumah

MediaMuslim.Info - Rumah seseorang ibarat cermin yang menggambarkan keluhuran akhlak, kesempurnaan budi pekerti, keelokan pergaulan dan ketulusan nuraninya. Tidak ada seorang pun yang melihat apa yang diperbuatnya di balik kamar dan dinding. Saat ia bersama hamba sahaya, bersama pembantu atau bersama istrinya. Ia bebas berbuat tanpa ada rasa sungkan dan berpura-pura. Sebab ia adalah raja yang memerintah dan melarang di dalam rumahnya. Semua anggota keluarga yang berada di bawah tanggungannya adalah lemah. Marilah kita lihat bersama aktifitas Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah, selaku pemimpin dan panutan umat yang memiliki kedudukan yang mulia dan derajat yang tinggi. Bagaimanakah keadaan beliau di dalam rumah?

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah ditanya: “Apakah yang dilakukan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah?” Ia radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa. Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri.” (HR: Ahmad dan Tirmidzi)

Demikianlah contoh sebuah ketawadhu’an dan sikap rendah hati (tidak takabur) serta tidak memberatkan orang lain. Beliau turut mengerjakan dan membantu pekerjaan rumah tangga. Seorang hamba Alloh yang terpilih tidaklah segan mengerjakan hal itu semua.

Dari rumah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang penuh berkah itulah memancar cahaya Islam, sedangkan beliau sendiri tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganjal perut beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. An-Nu’man bin Basyir menuturkan kepada kita keadaan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam: ”Aku telah menyaksikan sendiri keadaan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam, sampai-sampai beliau tidak mendapatkan kurma yang jelek sekalipun untuk mengganjal perut.” (HR: Muslim)

Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan: “Kami, keluarga Muhammad, tidak pernah menya-lakan tungku masak selama sebulan penuh, makanan kami hanyalah kurma dan air.” (HR: Al-Bukhari)

Tidak ada satu perkara pun yang melalaikan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam dari beribadah dan berbuat ketaatan. Apabila sang muadzin telah mengumandangkan azan; “Marilah tegakkan shalat! Marilah menggapai kemenangan!” beliau segera menyambut seruan tersebut dan meninggalkan segala aktifitas duniawi.

Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Yazid ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha: ‘Apakah yang biasa dilakukan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam di rumah?’ ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau biasa membantu keluarga, apabila mendengar seruan azan, beliau segera keluar (untuk menunaikan shalat).” (HR: Muslim)

Tidak satupun riwayat yang menyebutkan bahwa beliau mengerjakan shalat fardhu di rumah, kecuali ketika sedang sakit. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pernah terserang demam yang sangat parah. Sehingga sulit baginya untuk keluar rumah, yakni sakit yang mengantar beliau menemui Alloh.

Disamping beliau lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap umatnya, namun beliau juga sangat marah terhadap orang yang meninggalkan shalat fardhu berjamaah (di masjid). Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Sungguh betapa ingin aku memerintahkan muazdin mengumandangkan azan lalu iqamat, kemudian aku memerintahkan seseorang untuk mengimami shalat, lalu aku berangkat bersama beberapa orang yang membawa kayu bakar menuju kaum yang tidak menghadiri shalat jamaah, untuk membakar rumah-rumah mereka.” (Muttafaq ‘alaih)

Sanksi yang sangat berat tersebut menunjukkan betapa penting dan utamanya shalat berjamaah. Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Barangsiapa yang mendengar seruan azan, lalu ia tidak menyambutnya (mendatangi shalat berjamaah), maka tidak ada shalat baginya kecuali karena uzur.” (HR: Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Uzur di sini adalah perasaan takut (tidak aman) atau sakit. Apa dalih orang-orang yang mengerjakan shalat fardhu di rumahnya (di samping istrinya)? Mereka tinggalkan masjid! Apakah ada uzur sakit atau perasaan takut bagi mereka?

(Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahu’alaihi Wasallam, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)

selanjutnya baca di sini..

Akhlak dan Budi Pekerti Shalallaahu alaihi wasalam

MediaMuslim.Info - Perilaku seseorang merupakan barometer akal dan kunci untuk mengenal hati nuraninya. ‘Aisyah Ummul Mukminin putri Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma seorang hamba terbaik yang mengenal akhlak Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang dapat menceritakan secara detail keadaan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah orang yang paling dekat dengan beliau baik saat tidur maupun terjaga, pada saat sakit maupun sehat, pada saat marah maupun ridha.

Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan: “Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam bukanlah seorang yang keji dan tidak suka berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan. (HR: Ahmad)

Demikianlah akhlak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam selaku nabi umat ini yang penuh kasih sayang dan selalu memberi petunjuk, yang penuh anugrah serta selalu memberi nasihat. Semoga shalawat dan salam tercurah atas beliau.

Al-Husein cucu beliau menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata: “Aku bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau, ayahku menuturkan: “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa tersenyum, luhur budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja yang mengharapkanya pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas. Beliau meninggalkan tiga perkara: “riya’, berbangga-bangga diri dan hal yang tidak bermanfaat.” Dan beliau menghindarkan diri dari manusia karena tiga perkara: “beliau tidak suka mencela atau memaki orang lain, beliau tidak suka mencari-cari aib orang lain, dan beliau hanya berbicara untuk suatu maslahat yang bernilai pahala.” Jika beliau berbicara, pembicaraan beliau membuat teman-teman duduknya tertegun, seakan-akan kepala mereka dihinggapi burung (karena khusyuknya). Jika beliau diam, barulah mereka berbicara. Mereka tidak pernah membantah sabda beliau. Bila ada yang berbicara di hadapan beliau, mereka diam memperhatikannya sampai ia selesai bicara.

Pembicaraan mereka disisi beliau hanyalah pembicaraan yang bermanfaat saja. Beliau tertawa bila mereka tertawa. Beliau takjub bila mereka takjub, dan beliau bersabar menghadapi orang asing yang kasar ketika berbicara atau ketika bertanya sesuatu kepada beliau, sehingga para sahabat shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengharapkan kedatangan orang asing seperti itu guna memetik faedah. Beliau bersabda, yang artinya: “Bila engkau melihat seseorang yang sedang mencari kebutuhannya, maka bantulah dia.” Beliau tidak mau menerima pujian orang kecuali menurut yang selayaknya. Beliau juga tidak mau memutuskan pembicaraan seeorang kecuali orang itu melanggar batas, beliau segera menghentikan pembicaraan tersebut dengan melarangnya atau berdiri meninggalkan majlis.” (HR: At-Tirmidzi)

Cobalah perhatikan satu persatu akhlak dan budi pekerti nabi umat ini shallallahu ‘alaihi wasallam. Pegang teguh akhlak tersebut dan bersungguh-sungguhlah dalam meneladaninya, sebab ia adalah kunci seluruh kebaikan.

Di antara petunjuk Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mengajarkan perkara agama kepada teman-teman duduknya, di antara yang beliau ajarkan adalah: “Barangsiapa yang wafat sedangkan ia memohon kepada selain Allah, ia pasti masuk Neraka.” (HR: Al-Bukhari)
Di antaranya juga: “Seorang muslim adalah yang kaum muslimin dapat terhindar dari gangguan lisan dan tangan-nya, seorang muhajir (yang berhijrah) adalah yang meninggalkan segala yang dilarang Alloh Subhanahu wata’ala” (Muttafaq ‘alaih).

Dan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, yang artinya: “Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di malam kelam, berupa cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat.” (HR: At-Tirmidzi dan Abu Daud)

Demikian pula sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, yang artinya: “Perangilah kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kamu.” (HR: Abu Daud)

Diriwayatkan juga dari beliau, yang artinya: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah perkataaan yang belum jelas bermanfaat baginya sehingga membuat ia terperosok ke dalam api Neraka lebih jauh daripada jarak timur dan barat.” (Muttafaq ‘alaih)

(Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahu’alaihi Wasallam, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)

selanjutnya baca di sini..

Minggu, 09 Maret 2008

Ajaran Islam Dalam Memperlakukan Hewan

MediaMuslim.Info - Mulianya Agama Islam yang merupakan Rahmat bagi sekalian alam, yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang lengkap dalam segala hal, termasuk dalam masalah yang berkaitan dengan hewan. Hewan adalah salah satu ciptaan Allah Ta’ala yang ikut mewarnai kehidupan dunia ini.

Sebagai seorang muslim, kita haruslah memperlakukan hewan-hewan tersebut sesuai dengan Syariat Islam. Sehingga terhindar dari segala jenis kemungkaran yang mungkin akan timbul akibat tidak menjalankan syariat Islam.Sebagai umat muslim, kita menganggap semua hewan sebagai makhluk yang harus dihormati. Oleh karena itu, kita menyayanginya karena kasih sayang Allah Ta’ala kepadanya dan menerapkan etika-etika yang telah diberlakukan oleh Islam.

Etika-Etika Seorang Muslim Terhadap Hewan

1. Memberinya makan-minum, jika hewan-hewan tersebut lapar dan haus, karena dalil-dalil berikut:
Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Terhadap yang mempunyai hati yang basah terdapat pahala” (Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah).

Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Siapa tidak menyayangi, ia tidak akan disayangi” (Muttafaq Alaih)

Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit” (Diriwayatkan Ath-Thabrani dan Al-Hakim)

2. Menyayanginya, dan berbelas kasih kepadanya, karena dalil-dalil berikut:
Ketika Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat orang-orang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, beliau bersabda: “Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu sebagai sasaran” (Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad shahih)

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang menahan hewan untuk dibunuh dengan sabdaya: “Barangsiapa yang menyakiti ini (burung) dengan anaknya; kembalikan anaknya padanya” (Diriwayatkan Muslim)

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda seperti di atas, karena melihat burung terbang mencari anak-anaknya yang diambil salah seorang sahabat dari sarangnya.

3. Jika ia ingin menyembelihnya, atau membunuhnya, maka ia melakukannya dengan baik, karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala hal. Oleh karena itu, jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik. Hendaklah salah seorang dari kalian menenangkan hewan yang akan disembelihnya, dan menajamkan pisaunya” (Diriwayatkan Muslim, At Tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud, dan Ahmad)

4. Tidak menyiksanya dengan cara-cara penyiksan apa pun baik dengan cara melaparkannya, atau meletakkan padanya muatan yang tidak mampu ia angkut, atau membakarnya dengan api, karena dalil-dalil berikut:

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Seorang wanita masuk neraka karena kucing. Ia menahannya hingga mati. Ia masuk neraka karenanya, karena tidak memberinya makan sebab ia menahannya, dan tidak membiarkannya makan serangga-serangga tanah” (Diriwayatkan Al-Bukhari)

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam berjalan melewati rumah semut yang terbakar, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya siapa pun tidak pantas menyiksa dengan api, kecuali pemilik apai itu sendiri (Allah)” (Diriwayatkan Abu Daud. Hadits ini shahih)

5. Diperbolehkan membunuh hewan-hewan yang membahayakan, seperti anjing penggigit, serigala, ular, kalajengking, tikus, dan lain sebagainya, karena dalil-dalil berikut:

Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam: Ada lima hewan membahayakan yang boleh dibunuh di tempat halal dan haram, yaitu ular, burung ggaak yang berwarna belang-belang, tikus, anjing yang suka menggigit, dan burung hudaya (sejenis rajawali)” (Diriwayatkan Muslim)

Diriwayatkan, bahwa diperbolehkan membunuh burung gagak dan melaknatnya.

6. Diperbolehkan mencap telinga hewan untuk kemaslahatan, karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam mencap unta zakat dengan tangannya yang suci.

Sedang pemberian cap kepada selain unta, kambing, dan lembu, maka tidak diperbolehkan, karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda ketika melihat keledai dicap, “Allah melaknat orang yang mencap keledai ini di wajahnya” (Diriwayatkan Muslim)

7. Mengetahui hak Allah Ta’ala dengan mengeluarkan zakat hewan tersebut, jika hewan tersebut termasuk hewan yang harus dizakati.

8. Sibuk dengannya tidak membuatnya lupa taat kepada Allah Ta’ala dan lalai tidak dzikir kepada-Nya, karena dail-dalil berikut:

Allah Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah” (Al Munafiqun:9)

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang kuda: “Kuda terbagi ke dalam tiga jenis, seseorang mendapatkan pahala (karenanya), seseorang mendapat pakaian (karenanya), dan seseorang mendapat dosa (karenanya). Adapun orang yang mendapat pahala karena kuda ialah orang yang mengikatnya di jalan Allah, dan memperpanjang talinya di tanah lapang, atau padang rumput. Maka apa saja yang terjadi pada kuda tersebut di tanah lapang atau padang rumput, maka orang tersebut mendapat kebaikan-kebaikan. Jika orang tersebut memutus talinya, kemudian kuda tersebut berjalan cepat satu langkah, atau dua langkah, maka jejak-jejaknya, kotoran-kotorannya adalah kebaikan-kebaikan baginya, serta kuda tersebut bagi orang tersebut adalah pahala. Orng sarunya mengikatnya kraena ingin memperkaya diri, namun ia tidak lupa hak Allah di leher, dna tulang punggung kudanya, mak akuda tersebut pakaian untuknya. Sedang orang satunya mengikatnya untuk sombong,riya’, dan permusuhan, maka kuda tersebut addalah dosa baginya” (Diriwayatkan Al-Bukhari)

Inilah sebagian etika yang diterapkan kaum Muslim terhadap hewan karena mentaati Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dan karena mnegamalkan perintah syariat Isalam yang notabene merupakan syariat rahmat, dna kebaikan universal bagi seluruh makhluk manusia atau hewan.

selanjutnya baca di sini..

Adab Muslim dalam Berkomunikasi Melalui Telepon

MediaMuslim.Info - Dalam memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini, tentunya seorang muslim tetap merujuk pada tuntunan syariat Islam yang sempurna dan mulia. Salah satunya adalah dalam penggunaan media komunikasi seperti telepon rumah, handphone dan sebagainya. Dalam kesempatan ini kita mencoba menggali bagaimana adab seorang muslim dalam pemanfaatan media ini.
Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain. Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau mempunyai janji dengan orang lain.
hendaknya wanita tidak memperindah suara di saat ber-bicara (via telpon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”. (QS: Al-Ahzab: 32).
Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya via telepon, apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.
Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan Assalamu`alaikum, karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.
Tidak memakai telpon orang lain kecuali seizin pemilik-nya, dan itupun bila terpaksa.
Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali seizin darinya, apapun bentuk pembicaraannya. Karena hal tersebut merupakan tindakan pengkhianatan dan mengungkap rahasia orang lain, dan inilah tipu muslihat. Dan apabila rekaman itu kamu sebarluaskan maka itu berarti lebih fatal lagi dan merupakan penodaan terhadap amanah. Dan termasuk di dalam hal ini juga adalah merekam pembicaraan orang lain dan apa yang terjadi di antara mereka. Maka, ini haram hukumnya, tidak boleh dikerjakan!
Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang negatif, karena telepon pada hakikatnya adalah nikmat dari Alloh ‘Azza wa Jalla yang Dia berikan kepada kita untuk kita gunakan demi memenuhi keperluan kita. Maka tidak selayaknya jika kita menjadikannya sebagai bencana, menggunakannya untuk mencari-cari kejelekan dan kesalahan orang lain dan mencemari kehormatan mereka, dan menyeret kaum wanita ke jurang kenistaan. Ini haram hukumnya, dan pelakunya layak dihukum.

selanjutnya baca di sini..

10 PENYEBAB HATI MATI

Syaik Al Balkhi berkata,” Suatu saat Ibrahim Bin Adham berjalan di pasar Basrah, maka orang yang mengetahui kedatangannya berkumpul mengerumuninya. Di antara mereka ada yang beertanya tentang firman Allah swt,” Berdoalah kepad-Ku niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian.” (terjemahan QS. Al Mukmin:40)

Orang yang bertanya itu selanjutnya berkata,” Paadahal kami sudah sering berdoa, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan doa kami.”

Ibrahim bin Adham berkata,”Wahai penduduk Basrah, sesungguhnya hati kalian telah mati oleh sepuluh sebab, maka bagaimana mungkin Allah mengabulkan doa kalian. Kesepluh sebab yang menyebabkan hati kalian mati adalah:

  1. Kalian mengenal Allah tetapi tidak mau menunaikan hak-Nya (tidak mau melaksanakan perintah-Nya dan tidak mau menjauhi dan meninggalkan larangann-Nya)
  2. Kalian suka membaca kitab Allah tetapi tetap tidak mau mengamalkannya,
  3. Kalian mengetahui bahwa iblis itu musuh tetapi tetap mengikuti perintahnya,
  4. Kalian menyatakan cinta kepada Rasulullah saw, tetapi meninggalkan Sunnahnya,
  5. Kalian menyatakan cinta surga, tetapi tidak mau mengamalkan amalan ahli surga,
  6. Kalian mengakui takut siksa neraka, tetapi tetapi tetap saja berbuat dosa,
  7. Kalian mengakui bahwa kematian itu haq (benar), tetapi tidak pernah menyiapkan bekal untuk menghadapinya,
  8. Kalian selalu memperhatikan aib orang lain, tetapi tidak mau memperhatikan aib diri sendiri,
  9. Kalian senang makan rizki Allah, tetapi tidak pernah bersyukur kepada-Nya,
  10. Kalian sering mengubur orang mati, tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya.

7GOLONGAN YANG AKAN DINAUNGI ALLAH

Rasululah saw bersabda,”Ada tujuh golonag yang akan Allah naungi di bawah ‘Arsy-Nya pada hari yang tidak ada tempat bernaung, kecuali naungan-Nya, yaitu,

  1. Pemimpin yang adil,
  2. Pemuda yang giat beribadah kepada Allah,
  3. Orang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi sampai air matanya mengalir karena takutnya kepada Allah,
  4. Orang yang hatinya selalu tyerkait pada masjid saat ia keluar sampai kembali lagi masuk ke masjid,
  5. Orang yang shadaqah dengan sembunyi-sembunyi sehingga orang lain yang ada di kanan kirinya tidak ada yang mengetahuinya,
  6. Dua orang yang saling mencintai kaarena Allah maka mereka berkumpul dan berpisah semata-mata kerna Allah,
  7. Lelaki yang diajak mesum oleh wanita cantik, tetapi ia menolaknya dengan berkata:”Aku takut kepada Allah”

3 TANDA CINTA

Sufyan bin Uyainah berkata:

  1. Barangsiapa mencintai Allah, maka ia mencintai orang yang dicintai Allah,
  2. Barangsipa mencintai orang yang dicintai Allah, maka ia akan mencintai sesuatu karena Allah semata,
  3. Barangsiapa mencintai sesuatu karena Allah, maka ia akan senang jika amalnya tidak diketahui oleh orang lain.

Laa Raiba

selanjutnya baca di sini..

Rabu, 20 Februari 2008

MINUMAN KERAS ITU HARAM

Akal (pikiran) merupakan nikmat Allah Swt yang paling agung dan paling mahal yang diberikan-Nya hanya kepada manusia (tidak diberikan kepada makhluk lain). Dengan akhlak tersebut manusia mempunyai keistimewaan dibandingkan makhluk lain (hewan/binatang) dan dia dapat menguasai alam untuk kemasyalahatan sendiri serta lingkungannya.

Dosa (perbuatan maksiat) yang dapat merusak, menghancurkan akal, pikiran dan memadamkan cahayanya, serta merupakan kejahatan yang paling besar dalam pandangan Allah Swt adalah meminum arak. Inilah pokokdari segala kejahatan dan dosa. Sesorang yang meminum arak akan berani berbuat zina, membunuh, mencuri, dan merusak kehormatan dirinya dan orang lain.

Ibnu Abba r.s mengatakan, bahwa Rasulullah saw bersabda,” Jauhilah minuman hamar (arak) karena itu kunci segala kejahatan.” (HR. Imam Hakim, dengan sanad yang sahih)

Pernah ada orang Arab badui melewati peminum arak. Dia bertanya pada mereka,”Apakah istr-iistri kalian juga peminum arak?” Mereka menjawab,”Ya.” Orang Arab itu berkata,”Demi Tuhan pencipta Kabah, mereka itu telah melakukan perzinahan, sehingga salah seorang di antaramu tidak mengetahui siapa ayahnya (melahirkan ketidaksadaran).” Olleh karena itulah Rasulullah saw menganggap bahwa meminum marak itu sebagai saudara perbuatan kafir (sejajar dosanya). Beliau saw bahkan meniadakan keimanan bukan hanya dari peminum arak tersebut, baik secara dekat atau secara jauh. Dengan demikian mereka semua dikutuk oleh Allah saw.

Abdullah bin Umar bin Khatab r.a mengatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Allah swt malaknat (mengutuk) meminum arak atau khamar, peminumnya, yang memberi, pembelinya, penjualnya, yang memerasnya, yang minta diperaskan, pembawanya, dan yang dibawakannya.” (HR. Abu Dawud dan Imam Hakim rahimahumullah ta’ala)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Saiapa yang beriman kepada Alah swt dan hari akhir (kiamat), maka dia tidak boleh duduk pada meja tempat diminumnya arak.”(HR. Thabrani)

Sikat islam tehadap minuman keras dan permasalahannya sangat keras, karena minuman keras dapat membahayakan, bukan hanya fisik manusia melainkan juga mentalitasnya. Minuman keras juga membahayakan mayarakat dan lingkungannya. Jika peminum menyadari bahaya nya, pasti dai melepaskannya, bahkan akan lari dari minuman terseut.

Pada umumnya, umur peminum minuman keras itu pendek karena sejak muda ia telah diserang oleh berbagai macam penyakit kronis yang membahayakan. Namun seandainya peminum minuman keras itu tidak melahirkan bahaya lain, setiap orang yang mempunyai akal yang jernih tentu akan menjauhinya. Akan tetapi ternyata bahayanya lebih dari pada itu. Sebab minuman keras juga dapat mengganggu mentalitas manusia dan menimbulkan kebebejatan moral. Minuman keras akan dapat memadamkan cahaya dan kejernihan akal pikiran (daya nalar ) serta membuat tumpul kemampuan batin (akal budi). Bahaya minuman keras tiu tidak hanya akan menimpa peminumnya tetapi uga keturunannya. Para Dokter berkata.”Sesungguhnya anak-anak pemabuk itu dilahirkan sambill membawa bibit (embrio) untuk menjadi pemabuk karena penyakit kronis tersbut pindah dari orang tuanya melelui nutfah (sperma) sebelum anak-anak itu mampu mengendalikan dirinya sendiri dan sudah pasti mereka akan menjadi pemabuk dan mencandu.”

AnNida

selanjutnya baca di sini..

3 TANDA CINTA

Sufyan bin Uyainah berkata:


1. Barangsiapa mencintai Allah, maka ia mencintai orang yang dicintai Allah,
2. Barangsipa mencintai orang yang dicintai Allah, maka ia akan mencintai sesuatu karena Allah semata,
3. Barangsiapa mencintai sesuatu karena Allah, maka ia akan senang jika amalnya tidak diketahui oleh orang lain.
Laa Raiba

selanjutnya baca di sini..

7GOLONGAN YANG AKAN DINAUNGI ALLAH

Rasululah saw bersabda,”Ada tujuh golonag yang akan Allah naungi di bawah ‘Arsy-Nya pada hari yang tidak ada tempat bernaung, kecuali naungan-Nya, yaitu,
1. Pemimpin yang adil,
2. Pemuda yang giat beribadah kepada Allah,
3. Orang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi sampai air matanya mengalir karena takutnya kepada Allah,
4. Orang yang hatinya selalu tyerkait pada masjid saat ia keluar sampai kembali lagi masuk ke masjid,
5. Orang yang shadaqah dengan sembunyi-sembunyi sehingga orang lain yang ada di kanan kirinya tidak ada yang mengetahuinya,
6. Dua orang yang saling mencintai kaarena Allah maka mereka berkumpul dan berpisah semata-mata kerna Allah,
7. Lelaki yang diajak mesum oleh wanita cantik, tetapi ia menolaknya dengan berkata:”Aku takut kepada Allah”

selanjutnya baca di sini..

10 PENYEBAB HATI MATI

Syaik Al Balkhi berkata,” Suatu saat Ibrahim Bin Adham berjalan di pasar Basrah, maka orang yang mengetahui kedatangannya berkumpul mengerumuninya. Di antara mereka ada yang beertanya tentang firman Allah swt,” Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian.” (terjemahan QS. Al Mukmin:40)

Orang yang bertanya itu selanjutnya berkata,” Padahal kami sudah sering berdoa, tetapi Allah tetap tidak mengabulkan doa kami.”
Ibrahim bin Adham berkata,”Wahai penduduk Basrah, sesungguhnya hati kalian telah mati oleh sepuluh sebab, maka bagaimana mungkin Allah mengabulkan doa kalian.

Kesepuluh sebab yang menyebabkan hati kalian mati adalah:
1. Kalian mengenal Allah tetapi tidak mau menunaikan hak-Nya (tidak mau melaksanakan perintah-Nya dan tidak mau menjauhi dan meninggalkan larangann-Nya)
2. Kalian suka membaca kitab Allah tetapi tetap tidak mau mengamalkannya,
3. Kalian mengetahui bahwa iblis itu musuh tetapi tetap mengikuti perintahnya,
4. Kalian menyatakan cinta kepada Rasulullah saw, tetapi meninggalkan Sunnahnya,
5. Kalian menyatakan cinta surga, tetapi tidak mau mengamalkan amalan ahli surga,
6. Kalian mengakui takut siksa neraka, tetapi tetapi tetap saja berbuat dosa,
7. Kalian mengakui bahwa kematian itu haq (benar), tetapi tidak pernah menyiapkan bekal untuk menghadapinya,
8. Kalian selalu memperhatikan aib orang lain, tetapi tidak mau memperhatikan aib diri sendiri,
9. Kalian senang makan rizki Allah, tetapi tidak pernah bersyukur kepada-Nya,
10. Kalian sering mengubur orang mati, tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya.

selanjutnya baca di sini..

Jumat, 04 Januari 2008

ZAKAT PROFESI


Zakatprofesi adalah zakat atau penghasilan yang diperoleh dari hasil pengem,bangan potensi diri yang dimiliki seseorang dengan cara yang sesuai dengan syariat, seperti : upah kerja rutin, rofesi dokter, pengacara, arsitek, dll.

Adapun landasan kewajibannya adalah nas-nash yang bersifat umum tentang kewajiban zakat seprti QS. 2:167 QS 9:103 dan juga surat QS:70:14-25: “ Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa(yang tidak mau meminta)’’.demikian pula Simposium Zakat Internasional di Kuwait tahun 1984 dalamsatu rekomondasi dan fatwanya telah menetapkan kewajiban zakat profesi ini.


Dari berbagai pendapat dinyatakan bahwa landasan zakat profesi dianalogikan kepada zakat hasil pertanian yaitu dibayarkan ketika mendapat hasilnya, demikian juga mengenai nashabnya yaitu sebesar 652,8 kg makanan pokok (gabah) atau senilai 520 kg beras, dan dibayarkan dari pendapatan kotor. Sedangkan tarifnya adalah dianalogikan keada zakat emas dan perak yaitu sebesar 2,5% atas dasar kaidah’’QiasAsysyabah’’. Yang dimaksud Qiyas AsySyabah adalah menganalogikan sesuatu dengan dua hal yaitu zakat profesi dianalogikan pada zakat pertanian dan zakat uang (emas dan perak).

selanjutnya baca di sini..

ZAKAT PERUSAHAAN DAN SAHAM

Landasan kewajiban zkat pada perusahaan berpijak pada dalilyang bersifat umum, seerti termaktub dalam firmanAllah ?Surat Al-Baqarah ayat 267 :
“Wahai sekalian orang-ornag yang beriman, nafkahkanlah (keluarkan zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik…”
Begitu juga firmanAllah dalamsurat At-Taubah ayat 103:
“Aabila zkat dari sebagian harta mereka, dengan zakatitu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…”
Ada pendukung lainnya adalah sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dari Anas bin Malik bahwasannya Abu bakar Shiddik telah menulis surat kepadanya yang berisikan tentang zakat(Sabulu al-Salam,11:121):
Artinya :…Janganlah digabungkan sesuatu yang terpiisah, dan jangan pula diisahkan suatu yang sudah tergabung (berserikat)karena takut mengeluarkan zakat. Danaa-aa yang telah digabungkan dari dua orang yang telah berserikat(berkongsi0maka keduanya harus dikembalikan(dierlakukan) secara sama”.

Hadits tersebut ada awalnya hanya berkaitan dengan perkongsian hewan ternak.Akan tetai paraulama mengaplikasikannya sebagai dasar qiyas (analogi) untuk perkonnsian yang lain.
Berdasarkan ini keberadaan perusahaan sebagai wadah usaha kemudian menjadi badan hukumatau Shakshiyah I”tibariyah, sebab di antara individu itu kemudian timbul transaksi,menjamin, menjual, berhubungan denganpihak luar, dan menjalinkerjasama. Segala kewajiban dan hasilakhir un dinikmati bersama, termasuk di dalamnya kewajiban kepada Allah dalam bentuk zakat. Tetapi di dalama zakat erusahaan tiap individu yang wajib mengeluarkan zakat sesuai dengan penghasilan dan nisabnya. Para ulama kontenporer menganalogikan zakat perusahaan ini kepada zakat perdagangan, karena dipandang dari asaek legal dan ekonomi kegiatan sebuah perusahaan intinya berpijak pada kegiatan trading atau perdagangan.

Secara umum berbagai bentuk perusahaan dalam pola pembayaran dan perhitungan zakatnya mengacu pada pola pembayaran dan perhitungan zakat pembayaran. Adapun nishab zakat perdagangan sebagaimana pendapat kebanyakan ulama adalah senilai nishab emas dan perak yaitu 85 gram emas (pendapat paling mu’tabar) sedangkan tarifnya 2,5% dari asset bukan dari keuntungan. Landasan perhitungannya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleah Abu Ubaid dalam kitab Al-Amwal.

’’Apabila telah sampai batas waktu membayar zakat, perhatikanlah apa yang engkau miliki baik uang (kas) ataupun barang yang sia diperdagangkan (persediaan), kemudian nilailah dengan nilai uang kemudian hitunglah hutang-hutangnya dan kurangkanlah atas apa yang egkau miliki’’.

Dari penjelasan di atas maka pola perhitungan zakat perusahaan adalah didasarkan pada laporan keuangan (neraca) dengan mengurangkan kewajiban lancer atas aktifa lancer. Metode perhitangan ini biasa disebut dengan metode Syar’iyyah.

Yang parlu diperhatikan dalam perhitungan zakat perusahaan adalah pentingnya melakukan berbagai koreksi atas nilai aktifa lancar dan kewajiban jangka pendek yang kemudian disesuaikan dengan ketentuan syariah,seperti koreksi atau pendapatan harga,dan pendapatan haram serta syubhat lainnya. Sedangkan aset tetap tidak termasuk yang diperhitungkan ke dalam harta yang dikenakan zakat, karena set tersebut tidak untuk diperjualbelikan. Zakatnya adalah selisih kali 2,5%.

Adapun mengenal zakat saham, landasan hokum kewajiban zakatnya sama dengan landasan kewajiban zakat pada perusahaan tersebut diatas, sebab memang saham itu terkait dengan kegiatan perusahaan.

Merujuk padahasil rumusan dan fatwa symposium zakat internasional di Kuwait pada tanggal 29 Rajab 1404 H/30 Aril 1984 bahwa zakat saham itu diperhatikan dua hal pokok:Pertama, Apadila perusahaan itu telah mengeluarkan zakatnya,maka bagi para pemegang saham perusahaan tersebut, tidak wajib lagi mengeluarkan zakatnya. Kedua, Jika perusahaan tidak mengeluarkan zakat perusahaan, maka bagi para pemegang saham wajib mengeluarkan zakatnya sesuai dengan kepemilikan saham.

selanjutnya baca di sini..

HARTA BENDA YANG WAJIB DIZAKATI

Secara ekplisit Al Quran dan hadits menyebutkan beberapa jenis harta benda yang harus dikeluarkan zakatnya, seperti hasil pertanian (QS. 6:141), emas dan perak(QS 9:34-35),binatang ternak (berbagai hadis nabi), perdagangan (hadits Nabi), rikaz (al-Hadits). Tetapi Al-Quran menggunakan istilah yang bersifat umum untuk harta benda yan wajib dikeluarkan zakatnya, aabila telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu al-amwaal (harta tergambar dalam QS 12:267). Berdasarkan kepada nash umum tersebut dan juga ayat serta haditslainnya, ara ulama menganalogikan kewajibban zakat pada benda-benda dan penghasilan perusahaan tertentu pada zaman Nabi belum ada seperti zakatrofesi dan zakat perusahaan.

selanjutnya baca di sini..

Selasa, 01 Januari 2008

Wahai Saudaraku… Jangan Pernah Kau Tinggalkan Sholat



Shalat secara etimologi (bahasa) berarti doa, sedangkan menurut pengertian syar’I adalah sejumlah ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan aturan dan niat tertentu. Shalat adalah tali hubungan yang kuat antara hamba dengan Tuhannya. Hubungan yang mencerminkan kehinaan hamba dan keagungan Allah ini bersifat langsung tanpa perantara segala dari siapapun. Shalat adalah ibadah utama yang diwajibkan Allah SWT. Allah mewajibkannnya pada malam Isra’ Mi’raj. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat diwajibkan pada Nabi Muhammad saw di malam Isra’ sebanyak lima puluh waktu. Kemudian dikurangi menjadi lima waktu.”(HR. Ahmad, An Nasai dan Tirmidzi)

Rasulullah SAW juga bersabda,”Ada lima waktu shalat yang diwajibkan oleh Allah terhadap hamba-hamban-Nya. Siapa yang menjalankan tanpa mengabaikan sedikitpun dan meremehkannya sebagai suatu kewajiban, maka ia telah terikat janji dengan Allah yang akan memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa yang tidak menjalankannya, maka ia tidak punya ikatan janji dengan Allah; kalau mau Allah akan menyiksanya dan kalau mau Allah akan mengampuninya.” (HR.Ahmad, Abu Daud, An Nasai dan Inu Majah)
Oleh sebab itu dalam Islam shalat diletakkan dalam kedudukan yang sangat terhormat. Raasulullah Saw bersabda,”Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan titik puncaknya adalah berjuang di jalan Allah.”

Lebih dari itu Islam juga memberikan perhatian khusus terhadap sholat. Buktinya Islam memerintahkan orang melakukan shalt dalalam keadaan apapun; ketika sehat maupun sakit, ketika beperhian maupun di rumah, ketika keadan sedang aman maupun terjadi kerusuhan, ketika masih muda maupun sudah tua, dll. Allah SWT berfirman,”Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharala) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, amak sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Terjemahan QS.Al Baqarah 2:238-239)

Shalat diwajibkan bagi seorang muslim yang akil baligh dan berakal. Berdasarkan haadist dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda,”Kewajiban itu tidak dibebankan terhadap tiga orang, orang yang sedang tidur asmpai ia bangun, anak kecil sampai ia baligh, dan orang gila sampai ia waras.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan AtTirmidzi)
Rasulullah saw bersabda,”Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat bila mereka telah mencapai usia tujuh athun, dan pukulah mereka bila mereka menola sholat ketika mencapai usia sepuluh tahun.” (Shaihul Jami’ karya Syaikh Al Albani)

Itulah shalat. Shalat adalah santapan rohani, pembisik hati dan pembersih jiwa. Diwajibkan karena shalat adalah benang merah yang menghubungkan antara Allah dengan hamban-Nya.Orang-orang yang sussah akan merasa lega jika berteduh d bawah naungan shalat, dan orang yang merassa susah akan merasa teduh jika berada di bawah rengkuhannya. Sesungguhnya shalat memang menjanjikan keegenap kedamaian yang didambakan setiap orang. Sebaliknya orang yang meninggalkan sholat hatinya akan selalu gelisahn, hidupnya payah, batinnya sengsara, perasannya hampa dan umurnya sia-sia. Ia hidup tanpa pertolongan Allah yang telah menciptakan dan memberinya barbagai macam nikamat. Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang menjaaga shalat, maka pada hari kiamat ia berhak memperoleh cahaya, bukti dan keselamatan. Dan barnagsipaa yang tidak menjaganya maka pada hari kiamat kelak ia tidak berhak memperoleh chaya. Dan juga pada hari kiamat nanti ia akan bersama-sama dengan Fir’aun, Qarun,Hamman dan Ubay bin Khalaf.” (HR.Ahmad, At Thabrani, Ibnu Hibban)

Lalu sebagaimana dengan orang yang meningggalkan sholat, orang yang meninggalkan sholat karena membangkang dan mengingkari adalah kufur serta keluar dari agama Islam. RAsulullah saw bersabda,”Batas antaraseorang dengan kekufuran dan kemusrikan ialah meninggalkan sjolat.”(HR. Muslim)

Rasulullah saw juga bersabda,”Perjanjian yang terjalin antara kami dengan mereka adalah shalat, Barangsiapa yang meninggalkannya maka berarti ia kafir.”(HR. Ahmad)

Bahkan Allah SWT berfirman dalam Al Quran tentang penyebab orang yang dimasukkan ke dalam neraka Saqar.”apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab,”Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”(QS. Al Mudatstsir:42-43)

Dalam melaksanakan shalat fardlu(waib) lima waktu, Rasulullah saw mencontohkan bagi soerang laki-laki supaya melakukan secara berjamaah di masjid. Anjuran Rasulullah saw untuk melaksanakan shalat fardlu(wajib) secara berjamaah di masjid begitu ditekankan, hal ini dikarenakan beliau saw bersabda,”Bershalat berjamaah adalah lebih penting daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat (tingkatan) (HR Bukhari dan Muslim)

Bahkan dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa seorang yang buta mendatangi Rasululuuah saw dan berkata.”Wahai Rsulullah aku tidak mempunyai orang yang bias menuntunku.” Ia meminta Rasulullah memberikan keringanan baginya (untuk tidak shalat berjamaah di masjid). Maka beliaupun memberikan rukhshah tersebut. Ketika ia berbalik pergi beliau memanggil,”Apakah engkau mendengar panggilan shalat (adzan)?” Ia menjawab,”Ya” Beliau bersabda,” Maka penuhilah panggilan itu.” (HR Muslim)

Wahai saudaraku, mulailah mulai detik ini kita laksanakan kewajiban yang dibebankan Allah swt kepada hamba-Nya, yaitu dengan melaksanakan shlat. Karena shalat merupakan bukti kecintaan Allah dengan hamba-Nya kepada Rabbnya. Shalat dadalah amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat. Rasulullah saw bersabda,”Perkara pertama yang seorang hamba dihisab dengannya pada hari kiamat adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka baiklah seluruh amalannya. Dan bila shalatnya jelek maka jeleklah seluruh amalannya.”(HR. Ath Tabrani)

Kita berharap semoga dapat membenahi kewajiban shalat yang selama ini masih banyak yang kita kita tinggalkan sebagian, maupun yang kita tinggalkan secara keseluruhan yang disebabkan karena kelalaian kita. Kita berharap semoga kita istiqomah (terus0menerus) melaksanakan kewajiban shalat yang telah diperintahkan Allah swt kepada hamba-hamba-Nya. Allah swt,”Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Terjemahan QS. At Taubah 9:5)
Zaqi Al Anshari

selanjutnya baca di sini..